Senin, 31 Maret 2008

Seberapa Pentingkah Anda Bagi Perusahaan?

Apakah perusahaan menganggap anda sebagai aset penting? Mungkin pertanyaan itu agak mengada-ada. Tetapi, mari kita merenungkan pertanyaan itu. Alasan mengapa kita dipekerjakan adalah karena perusahaan mengira bahwa; dengan mempekerjakan kita, roda bisnis diperusahaan akan menjadi semakin kokoh. Sebab, jika perusahaan tidak berpikir demikian, pasti bukan kita yang menduduki posisi itu saat ini. Oleh karenanya, jika kita tidak benar-benar bisa berkontribusi sesuai dengan harapan perusahaan, maka tidak ada lagi alasan bagi perusahaan untuk terus mempekerjakan kita. Bukan begitu?

Seorang profesor hebat membimbing saya mempelajari Startegy Mapping. Atas bimbingan beliau, saya bisa merangkum keseluruhan konstruksi strategi perusahaan yang rumit dan kompleks hanya dalam satu bidang datar yang mudah untuk dilihat. Seperti kita melihat peta dunia melalui satelit. Lalu, sebuah kata sakti meluncur dari bibir Sang Profesor: ”Remember!” katanya. Tentu saja saya memasang telinga lebar-lebar karena tidak ingin kehilangan kesempatan mendengar nasihatnya.”When you develop your corporate staretgy map, you have to make sure that you are in the map,” lanjutnya. Kamu harus memastikan bahwa dirimu ada dalam peta itu.

Meskipun Sang Professor mengatakannya dengan nada setengah guyon, namun makna dari pernyataan itu membekas dalam dihati saya. Tiba-tiba saja saya teringat bahwa kita mempunyai peribahasa yang berbunyi; pergi tak ganjil, datang tak genap. Jika anda mempunyai sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Setiap orang dalam kelompok itu memberikan kontribusinya masing-masing untuk kemajuan kelompok. Ketika salah satu anggota menghilang, maka ada yang ’kurang’ dalam kelompok itu. Seandainya kedalam kelompok anda dimasukkan satu orang anggota baru. Namun, orang baru ini sama sekali tidak memberikan kontribusi. Jadi, ketika orang itu ada, kelompok anda tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Dan ketika orang itu tidak ada, kelompok anda tidak rugi apa-apa. Sungguh, pergi tak ganjil, datang tak genap.

Jika hal itu berlaku bagi sebuah kelompok, maka tentu lebih penting lagi maknanya bagi organisasi bisnis alias perusahaan. Pastilah perusahaan hanya menginginkan orang yang bisa berkontribusi sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika kita tidak bisa memberi kontribusi bermakna bagi perusahaan tempat kita bekerja; kelihatannya, kita mesti bersiap-siap untuk dipersilakan pergi. Cepat atau lambat.

Mungkin ada orang yang berpikir; ”Alaaaah, tenang saja. Perusahaan gue besar banget. Untung terus. Market leader pula. Nggak mungkin pake pehaka orang segala. Tenang saja!” Anggapan seperti inilah yang sering membuat orang terlena. Mereka lupa, bahwa perusahaan yang benar-benar dikelola dengan baik tidak akan menunggu bangkrut dulu untuk menendang keluar orang-orang tak berguna. Justru mereka akan setiap saat mengawasi dan menemukan siapa yang layak dihadiahi penghargaan, dan siapa yang harus dikasih pesangon.

Dalam konteks perusahaan mem-phk karena kebangkrutan itu lain soal. Orang-orang hebat pun bisa terkena dampaknya. Tetapi, konteks kita adalah; ditendang dari perusahaan hebat hanya karena kita tidak memberikan cukup andil dalam pengembangan bisnis perusahaan. Ini tragis bukan? Sungguh, ketragisan seperti ini hanya bisa dihindari jika kita bisa memberi arti bagi perusahaan. ’Arti’ yang saya maksudkan sama sekali tidak ada kaitannya dengan jabatan. Melainkan dengan peran yang kita mainkan. Jadi, apakah anda seorang direktur atau seorang janitor; saya tidak mau ambil pusing. Peran anda bagi perusahaanlah yang menjadi sudut pandang penting bagi saya.

Tidak terlalu berarti jika kita menduduki jabatan penting – Direktur, Manager, Supervisor, Koordinator, Apa saja - kalau kontribusi kita kepada perusahaan lebih kecil dari bayaran yang kita terima. Toh perusahaan akan cepat atau lambat mempertimbangkan untuk mengganti kita dengan orang lain. Dan kita semua sudah tahu; bahwa yang sering sekali diminta perusahaan untuk berhenti adalah mereka yang punya posisi. Sedang para office boy, jarang diberhentikan. Anda tahu mengapa? Karena para petugas kebersihan dan pesuruh dikantor jelas-jelas memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perusahaan. Bisakah anda membayangkan sebuah perusahaan besar berkantor megah dan mewah. Menggaji mahal para managernya. Tetapi, WC dikantor itu tidak pernah dibersihkan. Gelas-gelas tidak dicuci. Lantai tidak disapu. Adakah klien yang bersedia datang kesana untuk menandatangani kontrak bisnis bernilai jutaan dolar? Tidak diragukan lagi, peran mereka yang biasanya bergaji rendah itu sangat penting. Kita semua memang sama pentingnya bagi perusahaan.

Masalahnya adalah; semakin tinggi posisi yang kita pegang, semakin besar pula tuntutan perusahaan. Sangat jarang perusahaan yang mempertimbangkan untuk menghire janitor baru supaya lantai kantor mengkilat seperti kaca. Sebab, sehebat apapun seorang janitor; tidak akan mampu mengepel lantai marmer menjadi semengkilat berlian. Tak ada gunanya mengganti janitor lama dengan orang baru. Tapi, para eksekutif seperti kita? Mungkin saja kita sudah menunjukkan performa yang tinggi. Tetapi setinggi apa? Jika perusahaan pesaing kinerjanya lebih tinggi, maka perusahaan kita tidak akan pernah berhenti untuk mengejarnya. Bagaimana seandainya perusahaan menyimpulkan bahwa kekalahan dalam bersaing itu disebabkan karena eksekutifnya kalah kualitas dengan para eksekutif kompetitor? Mungkinkah perusahaan menghire ekesekutif hebat untuk menggantikan kita?

Saya memohon agar anda tidak salah faham. Saya sama sekali tidak hendak menggugat kontribusi siapapun bagi perusahaan. Konteks kita sekarang adalah untuk melakukan sedikit perenungan tentang diri kita sendiri. Dengan perenungan ini, kita bisa menemukan dua manfaat. Pertama, memeriksa kalau-kalau memang kita belum berkontribusi tinggi. Maka penemuan ini hendaknya menyadarkan kita bahwa begitu banyak potensi diri yang kita sia-siakan. Mulai saat ini; mari kita gunakan potensi diri itu, untuk organisasi dan diri kita. Pada akhirnya, toh organisasi akan memberi kita imbalan yang pantas karena kinerja istimewa kita.

Kedua, memastikan bahwa memang kita sudah memberi kontribusi maksimal. Maka, pastilah kita tidak disia-siakan. Karena kita adalah aset penting bagi perusahaan. Tapi, hendaknya kita terbebas dari kekeliruan kebanyakan orang. Mereka mengira bahwa orang-orang yang berprestasi harus mendapatkan promosi. Ini tidak selalu betul. Sebab, penghargaan tidak harus selalu berupa promosi jabatan. Jadi, meskipun setelah bertahun-tahun anda bekerja dan berkontribusi namun tidak kunjung dipromosikan; itu tidak berarti perusahaan meremehkan anda. Sebab, posisi yang lebih tinggi tidak selalu ada. Dan kalaupun posisi itu ada, tidak mungkin cukup untuk semua. Belum tentu pula kita adalah orang yang cocok untuk jabatan itu. Misalnya, jika kita seorang salesman yang hebat; yang selalu bisa menutup target dengan memuaskan. Apakah itu berarti bahwa kita, harus dipromosikan menjadi seorang Sales Manager?

Lagi pula, hal terpenting yang perlu kita pikirkan bukanlah perlakuan perusahaan kepada kita, melainkan seberapa tinggi kemampuan kita dalam berkontribusi. Selama kontribusi kita tinggi, nilai kita tinggi. Dan setiap perusahaan bagus; sangat ingin mempekerjakan orang-orang bagus, yang bernilai tinggi.

Jika saat ini anda sudah bekerja diperusahaan yang hebat, maka memiliki nilai yang tinggi akan memastikan bahwa anda; ada didalam peta strategi bisnis perusahaan itu. Artinya apa? Artinya, anda akan selalu diterima untuk tetap berada dalam gerbong bisnis perusahaan.


Catatan Kaki:
Kadang-kadang, nilai seseorang tidak terasa ketika dia ada. Tetapi, ketika orang itu pergi, kita merasakan ada yang kurang. Itulah cara sederhana untuk menilai; apakah seseorang mempunyai arti penting bagi perusahaan atau tidak. Jadilah orang yang penting itu. Maka tidak peduli apapun jabatan anda, pastilah anda menjadi aset penting bagi organisasi.


Sumber : http://www.dadangkadarusman.com/2008/03/29/seberapa-pentingkah-anda-bagi-perusahaan/

Sertifikasi pengelola KJKS

Beberapa hari yang lalu tepatnya akhir maret 2008, saya mendapat undangan untuk mengikuti sosialisasi 'Standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia Koperasi Jasa Keuangan'. Undangan itu diberikan karena status saya sebagai pengurus KJKS BMT Karisma. Forum sosialisasi ini sebenarnya mengacu kepada Kep Menaker dan Trans no KEP.113/MEN/III/2007 tentang SKKNI Bidang Koperasi Jasa Keuangan.
Secara konsep sertifikasi ini cukup bagus, mungkin memang karena sedang gencar-gencarnya pemerintah melakukan standarisasi di berbagai bidang. Masih hangat dalam ingatan kita baru-baru ini ada sertifikasi para guru.., dimana guru yang bersertifikat di pandang lebih 'berkualitas' dari pada yang belum bersertifikat. Begitu pula halnya dengan sertifikasi KJKS ini.., disini regulasi sertifikat untuk para pengelola KJK (atau KJKS) dipandang perlu karena lembaga ini adalah lembaga moneter/trust/profesi yuang berfungsi sebabagai lembaga intermediasi untuk :
  • Menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana dari, oleh dan untuk anggotanya
  • Mengelola dana Likuid (mudah hilang dan diselewengkan)
  • Mengelola dana penuh resiko
nah untuk mengamankan aset dan kepercayaan publik pada KJK ini maka pengelola harus kompeten dan profesional dengan dibuktikan memiliki sertifikat kompetensi/profesi.

Jadi dengan regulasi pemerintah ini akan memunculkan 2 lembaga yang terpisah yaitu 1. Lembaga Diklat Profesi (LDP) , yaitu lembaga yang melaksanakan mendidikan dan latihan bagi para pengelola KJK dan 2. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yaitu lembaga yang menerbitkan sertifikasi (tentunya melalui ujian sertifikasi) bagi pengelola KJK dan KJKS.

Dari sosialisasi tersebut saya menangkap kesan bahwa standarisasi masih perlu lagi diatur di level teknisnya. Sehingga tidak manjadikan kesempatan 'proyek' bagi oknum-oknum yang terkait. Misalnya...siapa yang boleh mendirikan LDP dan LSP? Apakah LSP tersebut merupakan lemabaga swasta yang 'membonceng' para pembuat regulasi atau dia merupakan lembaga resmi dari pemerintah.
Kesan proyek ini saya tangkap tangkap karena mahalnya biaya sertifikasi tersebut. Misalnya : Untuk mendapatkan sertifikasi level menager maka dia harus lulus 11 kompetensi (Kompetensi umum 2, Kompetensi Inti 6, kompternsi khusus 3). Padahal tiap modul biaya nya adalah sekitar Rp250.000,00; artinya untuk mendapatkan 11 kompetensi tersebut KJK dan KJKS harus mengeluarkan biaya kurang lebih Rp2.750.000,00. itu pun kalau lulus semua.., jika tidak lulus akan mengulang modul mana yang tidak lulus shg keluar uang lagi per modul.
Itu baru level manager.., padahal banyak level.. dari level II (untuk Kasir) s/d level VIII (untuk Konsultan Perkoperasian).

Padahal lembaga keuangan.., KJKS BMT yang selama ini banyak bermunculan.., didirikan karena kebutuhan masyarakat (grass root), jadi bukan top down dari pemerintah.., artinya masyarakat tidak akan memandang apakah pengelola tersebut bersertifikat atau tidak.., tetapi yang penting bagi masyarakat apakah pengelola tersebut 'amanah' dan profesional. Jadi bisa saja pengelola tersebut amanah dan profesional tetapi tidak bersertifikat akan lebih diterima di masyarakat.., dibandingkan dengan pengelola yang bersertifikat.
Artinya disini sertifikatisasi tidak menjamin bahwa pengelolaan lembaga keuangan akan lebih baik dan lebih sehat.

Selasa, 25 Maret 2008

Apa itu BMT Karisma...?

Mungkin boleh dikatakan sudah terlambat, karena baru sekarang blog ini saya buat. Tetapi tidak ada salahnya karena lebih baik terlambat daripada tidak dibuat sama sekali. Okh yaa... blog ini dibuat karena kebetulan saya sekarang mempunyai posisi yang cukup signifikan bagi perkembangan BMT Karisma.
Sebelumnya perlu diketahui sekilas ttg BMT Karisma. BMT Karisma adalah lembaga keuangan syari'ah, tepatnya singkatan dari Baitul Mal Wattamwil Karisma. Kedudukannya di jl Beringin 1 No 49 Kota Magelang. Pada mulanya BMT ini di bentuk pada tahun 1996 dengan modal Rp1.875.000,00 dan menggunakan payung hukum koperasi. Penggunaan payung koperasi ini digunakan karena pada saat itu belum ada regulasi dari pemerintah yang mengatur tentang adanya lembaga keuangan syari'ah atau BMT. Sementara jika kita tidak menggunakan payung hukum, maka akan sulit untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat ataupun pemerintah. Karena bisa jadi di anggap sebagai lembaga ilegal (liar). Alhamdulillah perkembangan BMT Karisma dari tahun ke tahun meningkat. Sehingga mempunyai kontribusi yang cukup diperhitungkan di kota Magelang dan sekitarnya. dari hasil Rapat Anggota Tahunan tgl 22 Maret 2008 kemarin aset yang sudah dipunya sekitar 7 milyar dengan menjaring anggota layanan sebanyak 6.500-an.